A.
PENGERTIAN
B.
KEMATIAN BAYI
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) 35 per 1.000 kelahiran hidup.
Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan angka kematian balita (Akba) pada kurun waktu yang sama cukup tajam, yaitu AKB dari 51 per 1.000 menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup, dan Akba 82,6 per 1.000 menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu yang sama. Angka kematian bayi baru lahir (neonatal) penurunannya lambat, yaitu 28,2 per 1.000 menjadi 20 per 1.000 kelahiran hidup.
Target nasional 2010 Angka Kematian Bayi adalah 40/1.000 sedangkan target nasional 2010 Angka Kematian Balita adalah 58/1.000. Penyebab Kematian Bayi meliputi asfiksi, infeksi, hipotermi, BBLR, trauma persalinan, penyebab lain pemberian makan secara dini, pengetahuan yang kurang tentang perawatan bayi, tradisi (masyarakat tidak percaya pada tenaga kesehatan), serta sistem rujukan yang kurang efektif.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) 35 per 1.000 kelahiran hidup.
Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan angka kematian balita (Akba) pada kurun waktu yang sama cukup tajam, yaitu AKB dari 51 per 1.000 menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup, dan Akba 82,6 per 1.000 menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu yang sama. Angka kematian bayi baru lahir (neonatal) penurunannya lambat, yaitu 28,2 per 1.000 menjadi 20 per 1.000 kelahiran hidup.
Target nasional 2010 Angka Kematian Bayi adalah 40/1.000 sedangkan target nasional 2010 Angka Kematian Balita adalah 58/1.000. Penyebab Kematian Bayi meliputi asfiksi, infeksi, hipotermi, BBLR, trauma persalinan, penyebab lain pemberian makan secara dini, pengetahuan yang kurang tentang perawatan bayi, tradisi (masyarakat tidak percaya pada tenaga kesehatan), serta sistem rujukan yang kurang efektif.
C.
KEHILANGAN
Akibat yang
akan timbul ketika bayi yang dilahirkan meninggal dunia salah satunya adalah
kehilangan dan berduka karena itu merupakan bagian integral dari kehidupan.
Kehilangan adalah kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu
tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi
secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik,
diantisipasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali
atau tidak bisa kembali. Menurut Lambert dan Lambert, 1985,h.35 mengemukakan
bahwa kehilanagn adalah suatu keadaan individu yang terpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
seluruhnya.
D.
FASE – FASE KEHILANGAN
Seseorang yang mengalami kehilangan akan mendapati
proses atau fase-fase sebagai berikut :
1.
Fase Denial
a.
Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai
kenyataan
b.
Verbalisasi, “itu tidak mungkin”,”saya tidak
percaya itu”
c.
Perubahan fisik : letih, lemah, mual, diare,
gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menagis, gelisah.
2.
Fase Anger/marah
a)
Mulai sadar akan kenyataan
b)
Marah diproyeksikan pada orang lain
c)
Reaksi fisik : muka merah, nadi cepat, gelisah,
susah tidur, tangan mengepal
d)
Perilaku agresif
3.
Fase Bergaining
Verbalisasi:
“kenapa harus terjadi pada saya ?”,“seandainya saya lebih hati-hati”, “kalau
saja bukan saya yang mengalaminya”
4.
Fase Depresi
a)
Menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau bicara
atau putus asa
b)
Gejala: menolak makan, susah tidur, letih,
dorongan libido menurun
5.
Fase Acceptance
a.
Pikiran pada objek yang hilang berkurang
b.
Verbalisasi: “apa yang dapat saya lakukan agar
saya cepat kembali seperti dulu lagi ?”, “yaah, akhirnya saya harus ikhlas
menerima semua kenyataan ini dengan lapang dada”
E.
UPAYA UNTUK MENCEGAH KEMATIAN BAYI
Upaya yang
dapat dilakukan untuk mencegah kematian bayi yaitu :
1. Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi.
2. Peningkatan ASI eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang.
3. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi.
4. Program Manajemen Tumbuh kembang Balita sakit dan Manajemen Tumbuh kembang Balita Muda.
5. Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan Bayi Baru lahir dengan tepat.
6. Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman, dan perawatan pasca persalinan sesuai standar kesehatan.
7. Program Asuh.
8. Keberadaan Bidan Desa.
9. Perawatan neonatal dasar meliputi perawatan tali pusat, pencegahan hipotermi dengan metode kanguru, menyusui dini, usaha bernafas spontan, pencegahan infeksi, penanganan neonatal sakit, audit kematian neonatal.
1. Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi.
2. Peningkatan ASI eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang.
3. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi.
4. Program Manajemen Tumbuh kembang Balita sakit dan Manajemen Tumbuh kembang Balita Muda.
5. Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan Bayi Baru lahir dengan tepat.
6. Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman, dan perawatan pasca persalinan sesuai standar kesehatan.
7. Program Asuh.
8. Keberadaan Bidan Desa.
9. Perawatan neonatal dasar meliputi perawatan tali pusat, pencegahan hipotermi dengan metode kanguru, menyusui dini, usaha bernafas spontan, pencegahan infeksi, penanganan neonatal sakit, audit kematian neonatal.
F.
PARTISIPASI BIDAN DALAM MENCEGAH KEMATIAN BAYI
Partisipasi bidan dalam mencegah kematian bayi yaitu
dengan :
1. Menerapkan program ASUH (Awal Sehat Untuk Hidup Sehat) yang memfokuskan kegiatan pada keselamatan dan kesehatan bayi baru lahir (1-7 hari).
2. Mengintensifkan kegiatan kunjungan rumah 7 hari pertama pasca persalinan berisi pelayanan dan konseling perawatan bayi dan ibu nifas yang bermutu.
1. Menerapkan program ASUH (Awal Sehat Untuk Hidup Sehat) yang memfokuskan kegiatan pada keselamatan dan kesehatan bayi baru lahir (1-7 hari).
2. Mengintensifkan kegiatan kunjungan rumah 7 hari pertama pasca persalinan berisi pelayanan dan konseling perawatan bayi dan ibu nifas yang bermutu.
G.
PARTISIPASI MASYARAKAT
Partisipasi masyarakat dalam mencegah kematian bayi yaitu dengan :
1. Menyebarluaskan pengetahuan tentang pentingnya 7 hari pertama pasca persalinan bagi kehidupan bayi selanjutnya.
2. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kunjungan rumah 7 hari pertama
Partisipasi masyarakat dalam mencegah kematian bayi yaitu dengan :
1. Menyebarluaskan pengetahuan tentang pentingnya 7 hari pertama pasca persalinan bagi kehidupan bayi selanjutnya.
2. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kunjungan rumah 7 hari pertama
pasca
persalinan oleh Bidan di Desa.
3. Mencatat dan melaporkan adanya ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi meninggal pada bidan di Desa, agar diperoleh masukan untuk merencanakan tindakan/ kunjungan dan memecahkan sekaligus mengantisipasi masalah kematian bayi.
4. Mendukung dan mempertahankan keberadaan bidan di desa.
3. Mencatat dan melaporkan adanya ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi meninggal pada bidan di Desa, agar diperoleh masukan untuk merencanakan tindakan/ kunjungan dan memecahkan sekaligus mengantisipasi masalah kematian bayi.
4. Mendukung dan mempertahankan keberadaan bidan di desa.